Ragam Teknologi Kendaraan Listrik, Perusahaan Otomotif Ramai Luncurkan Mobil Hybrid

Mobil hybrid (narasiana.id/dok)

Narasiana.id-Perkembangan teknologi dan menipisnya ketersediaan bahan bakar fosil membuat perusahaan otomotif mengembangkan inovasi kendaraan listrik. Peralihan kendaraan berbahan bakar fosil ke kendaraan listrik berlangsung bertahap. Banyak ragam teknologi kendaraan listrik yang digunakan saat ini.

Perusahaan otomotif kelas dunia yang memiliki pasar besar di Indonesia perlahan tapi pasti getol mengembangkan kendaraan listrik secara bertahap. Sebut saja Toyota, Honda, Suzuki, Nissan, dan Mitsubishi, kini terus berlomba meluncurkan produk kendaraan bermotor listrik.

Perusahaan otomotif tersebut ramai luncurkan mobil hybrid. Produk mobil hybrid, kini menjadi bagian dari inovasi menyongsong era baru. Mobil hybrid yang merupakan penerapan teknologi kendaraan bermotor listrik bisa disebut “pintu masuk” era mobil listrik.

Peluncuran produk mobil hybrid oleh banyak pabrikan menandai transformasi mobil dengan bahan bakar fosil ke mobil listrik. Di luar itu, banyak ragam teknologi kendaraan bermotor listrik.
Berikut ragam teknologi kendaraan bermotor listrik, seperti dilansir dari laman toyota.co.id.

1. Hybrid Electric Vehicle (HEV)
Mobil hybrid saat ini diklaim sebagai mobil ramah lingkungan. Pemasarannya pun terbilang sukses. Itu membuat banyak perusahaan otomotif berlomba memproduksi mobil hybrid. Lantas apa itu mobil hybrid?

Mobil hybrid merupakan mobil dengan cara kerja yang mirip dengan mobil bermesin konvensional atau Internal Combustion Engine (ICE). Namun, ada tambahan motor listrik sebagai pengganti kerja mesin untuk kondisi tertentu.

Kondisi itu seperti saat di bawah kecepatan tertentu atau ketika mobil berhenti. Meskipun mesin mobil mati, sistem kelistrikan dan pengatur udara (air conditioner/AC) tetap berfungsi. Mengingat, catu daya baterai menjadi penggerak motor listrik.

Adapun pengisian baterai mobil hybrid bersumber dari hasil kinerja mesin yang menggerakkan generator. Proses itu mampu mengisi daya listrik ke baterai ketika terjadi pengereman (regenerative braking). Pola demikian merupakan teknologi self charging system.

2. Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV)
Selain HEV, ada juga mobil listrik hybrid colok yang disebut PHEV. Mobil listrik colok ini dilengkapi dengan mesin pembakaran layaknya mobil bermesin konvensional (ICE).

Range extender atau penambah jarak penggunaan tenaga baterai untuk menggerakan motor merupakan prinsip mesin dalam sistem PHEV.

Pada sistem ini generator pengisi baterai digerakkan oleh mesin. Terutama dalam rute tertentu atau sekitar 60 km. Saat pengereman (regenerative braking) juga membantu pengisian baterai.

Sistem demikian menjadikan penggunaan bahan bakar relatif efisien dibanding HEV. Bahkan, sejumlah perguruan tinggi negeri di Indonesia telah melakukan pengujian efisiensi bahan bakar pada PHEV. Hasilnya, mobil dengan sistem PHEV jauh lebih irit bahan bakar fosil (74%) dibandingkan mobil konvensional.

3. Battery Electric Vehicle (BEV)
Berbeda dengan dua sistem sebelumnya, BEV membutuhkan fasilitas pengisian daya listrik (charging). Mengingat, sumber tenaga penggerak motor listrik BEV mengandalkan baterai.

Kelebihannya, gas buang dari kendaraan bersistem BEV memiliki tingkat emisi paling rendah, bahkan sampai nol. Itu lantaran tidak menggunakan mesin bermotor bakar.

Namun, sistem ini membutuhkan fasilitas pendukung, yakni charging station (stasiun pengisian listrik). Hanya, saat ini stasiun tersebut belum banyak tersedia.

Tingkat efisiensi mobil sistem BEV tidak hanya nol bahan bakar fosil atau lebih irit dibanding sistem hybrid. Perawatan mobil sistem BEV berbiaya rendah lantaran tidak perlu ganti oli mesin dan oli transmisi.

4. FCEV (Fuel Cell Electric Vehicle)
Meskipun menggunakan sistem listrik, FCEV berbeda dengan BEV. Mobil ini dapat menghasilkan listrik sendiri yang diproduksi di unit fuel cell-nya. Motor listrik digerakkan dari kinerja fuel cell.

Efisiensi FCEV disebut mencapai 80% lebih baik dibandingkan mobil bermesin konvensional. Adapun emisinya hanya berupa uap air atau air murni.

Hanya saja, mesin dengan sistem FCEV membutuhkan bahan bakar hydrogen. Untuk itu membutuhkan stasiun pengisian bahan bakar hydrogen. Saat ini pengoperasian stasiun pengisian hydrogen disebut memiliki tingkat kerumitan tinggi.

Penggunaan hydrogen juga mengharuskan penyediaan komponen penyimpanan bahan bakar dengan material khusus. Tabung bahan bakar harus tahan terhadap tekanan tinggi dan hantaman keras. Termasuk tahan pengaruh cuaca.

Itulah sejumlah sistem mobil berbasis teknologi elektrifikasi. Seiring perkembangan era, maka teknologi pun akan dinamis dengan munculnya inovasi-inovasi.(ko-ns)

Sumber: www.toyota.co.id

Exit mobile version